Saturday, March 30, 2013

Inilah alasan sebenarnya mengapa Google Reader ditutup


Inilah alasan sebenarnya mengapa Google Reader ditutup

Sumber : Merdeka.com
Penutupan Google Reader memang memicu reaksi negatif dari berbagai pihak. Namun, Google seolah tidak memperhatikan hal tersebut dan masih bersikeras menutupnya pada awal Juli mendatang.
memang, dalam pengawasan Larry Page, CEO Google, perusahaan IT raksasa ini sedang melakukan bersih-bersih layanannya sepanjang tahun ini. Google Reader pun masuk dalam daftar pembersihan ini dengan alasan agar Google dapat menentukan prioritas dari layanan mereka.
Namun, seperti yang dilansir oleh Allthingsd (24/3), nampaknya hal tersebut bukanlah satu-satunya alasan mengapa Google mau menutup layanan ini. Ada beberapa pertimbangan, termasuk uang, yang kemungkinan besar dijadikan alasan Google untuk menutupnya.
Seperti diketahui, Google saat ini juga sedang meningkatkan nama baiknya, termasuk menjaga diri dari ranah hukum. Hal ini dikarenakan Google sering kali berurusan dengan meja hijau lantaran dianggap mengganggu privasi pengguna.
Dengan adanya tuduhan ini, maka bisa dipastikan berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk menyewa pengacara setiap kali diperkarakan. Belum lagi, ketika sudah dianggap bersalah, maka Google pun juga harus membayar ganti rugi material yang bisa dibilang besar.
Hal ini ditambah lagi dengan fakta bahwa Google Reader memang tidak memiliki pengawas tetap dari Google. Jadi, bisa dikatakan bahwa Google Reader merupakan proyek sampingan dari perusahaan ini.
Patut diketahui juga, nampaknya Google juga enggan untuk melakukan monetisasi terhadap layanan rss reader ini. Hal ini diungkapkan oleh Nick Baum, mantan product manager Google Reader.
Menurut Baum, semenjak meninggalkan Google pada 2007 lalu, Google memang tidak melakukan pengembangan signifikan terhadap layanan ini. Hal ini sepertinya dikarenakan jumlah penggunanya yang hanya beberapa juta saja.
Baum pun menuturkan bahwa keadaan akan sangat berbeda jika saja Google Reader memiliki 150 juta pengguna layaknya Twitter. Bisa jadi, layanan ini pun akan dipertahankan mati-matian agar mampu mengeruk keuntungan bagi Google.

No comments:

Post a Comment